Puluhan mahasiswa ini memulai aksinya di Alun-Alun Kota Lamongan ini menuntut agar rencana pembangunan gedung DPRD Lamongan menelan biaya Rp 37 miliar dihentikan. Para mahasiswa juga menggelar aksi teatrikal tentang penderitaan rakyat Lamongan dengan berjalan merangkak.
Salah seorang korlap aksi PMII Lamongan, Agus mengatakan, pembangunan gedung baru DPRD lamongan dirasa belum diperlukan apalagi di tengah-tengah penderitaan rakyat Lamongan seperti saat ini.
"Pembangunan gedung baru DPRD yang menelan biaya Rp 37 miliar itu hanya menghambur-hamburkan uang rakyat saja," kata Agus dalam orasinya, Kamis (25/11/2010).
Lebih baik, kata Agus, uang yang sebesar Rp 37 miliar itu dimanfaatkan untuk kepentingan lain. Agus menegaskan, alangkah lebih baik jika anggaran pembangunan gedung baru DPRD Lamongan dialihkan ke pembangunan bidang pendidikan atau pembangunan jalan yang sampai saat ini masih buruk.
"Pembangunan gedung baru DPRD Lamongan jelas-jelas tidak pro rakyat," tegasnya.
Selain menggelar aksi jalan mundur, para mahasiswa ini juga mencoba meruwat kantor Pemkab Lamongan dan gedung DPRD lamongan. Ruwatan yang digelar mahasiswa ini dengan cara melempari garam, air dan bunga ke arah kantor DPRD lamongan dan Pemkab Lamongan.
Sayang hingga aksi mahasiswa ini berakhir tidak ada seorangpun pejabat yang
menemui para pengunjuk rasa.