PMII Komisariat Unisda Lamongan

Commissariat Board Indonesian Moslem Students Movement, Sekretariat : Jl.Airlangga Keduwul, Sukodadi, Lamongan 62262 (Depan SMK PGRI Sukodadi ? Selatan Masjid Sabilillah) Contact Person : 0856 5530 8080/ 0857 3040 4374


Tepat 101 Hari kebangkitan Nasional, PK.PMII Unisda Lamongan memperingatinya dengan Refleksi 101 tahun hari kebngkitan Nasional dihalaman Kampus Unisda, disebelah barat kampus yang tepatnya didepan Kantor BEM UNISDA yang letaknya didekat sawah dan tambak, yang nuansa sepinya membawak pribadi yang tenang dengan bercahaya lampu sentir disekelililng kita. tanggal 23 Mei 2009 itu dihadiri oleh kurang lebih 100 peserta diskusi dari seluruh pengurus komisariat PMII se Kab-Lamongan. sampai tengah malam agenda ini ditutup dilanjutkan Konsolidasi antar Komisariat se Cabang lamongan dan konsolidasi kader putri se lamongan. dan diskusi rayon FKIP PMII Unisda, karena dia selesai mengadakan rapat Tim Formatur pada waktu siangnya.

101 Hari kebangkitan Nasional

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, bangsa yang selalu gandrung akan kejayaan dan keadilan. Bangsa yang sudah lama merindukan akan tatanan masyarakat yang demokratis ( sicil society and good governance ).

Namun sangat ironis sekali ketika kita melihat realita yang ada. Ngiris sekali ketika melihat kondisi bangsa yang carut marut dan dilanda krisis multidimensi berkepanjangan. Namun kita sebagai generasi bangsa yang berpredikat mahasiswa dengan jargonnya agen of change tidak dapat berbuat apa-apa untuk bangsa ini. Lantas Dimanakah mahasiswa ? Sebuah pertanyaan besar yang harus kita renungkan bersama.

101 tahun sudah bangsa ini bangkit. Namun apa sebenarnya makna dari kebangkitan itu. Karena selama ini kita masih menjadi bangsa inlander bangsa yang suka akan diperintah dan dikontrol bagsa lain. Pantaslah kiranya kalau dari waktu ke waktu bangsa ini sepi akan prestasi karena para penguasa kita sudah terkontaminasi oleh ambisi dan korupsi. Bangsa ini seakan-akan mati suri karena kita sebagai agen of change sudah mulai lesu dan terbelenggu oleh nafsu, budaya-budaya palsu, pemimpin palsu, guru palsu dan bahkan semua serba palsu. Pantaslah kiranya kalau bangsa ini disebut sebagai bangsa palsu.

Namun apapun itu, baik terkikisnya moral yang berimplikasi pada maraknya praktik korupsi maupun kegandrungan akan budaya palsu yang pada muaranya akan melemahkan kesadaran akan berbangsa dan disorientasi pendidikan kita harus tetap bangkit dan melawan dari ketidakberdayaan itu. Masih banyak harapan yang bisa kita ikhtiyari asal kita tetap optimis menatap masa depan kearah yang dicita-citakan para founding father bangsa dan seluruh lapisan masyarakat.

Intinya, PMII sebagai satuan komunitas mahasiswa harus mampu memposisikan diri sebagai perekat bagi semua komponen kebangsaan yang ada, tanpa pretensi dan tebang pilih antar satu kelompok dengan kelompok yang lain. Untuk itu upaya yang dilakukan PMII untuk merangkul semua kelompok masyarakat dalam mewujudkan tatanan Demokratis, terciptanya sivil society dan Good governance adalah membangunkan semangat mahasiswa dalam upaya menjalankan fungsi dan tanggungjawabnya.

Langganan: Postingan (Atom)