Sumpah Pemuda versi orisinal[2]:
Pertama
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Sumpah Pemuda versi Ejaan Yang Disempurnakan:
PertamaKami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
sebelum disempatkan jalannya diskusi, peserta refleksi sumpah pemuda mengawalinya dengan membacakan teks sumpah pemuda secara berserentak dengan mengangkat tangan kirinya. acara ini berjalan selama 5 jam, dan acara refleksi sumpah pemuda ini selanjutnya ditutup oleh Ketua Umum Cabang Lamongan sahabat Abit yang sebelumnya menceritan sedikit tenteng sejarah terbentuknya Tanggal 28 Oktober tersebut.
Pada Rabu, tanggal 28 Oktober 2009, adalah bertepatan dengan peringatan sumpah pemuda. Peringatan kali ini sangat peting untuk di kenang di tengah berbagai persoalan pelik yang secara silir berganti menerka bangsa
Maka, pada peringatan sumpah pemuda kali ini, marilah kita semua untuk merenungkan kembali makna historis yang terkandung di dalamnya. Sehingga, sumpah pemuda yang terjadi 80 tahun silam tidak kehilangan makna subtansinya. Hal ini perlu di kaji kembali keberadaanya, sebab selama 32 tahun di masa Orde baru sumpah pemuda hanya di peringati sebatas pidato-pidato para ‘elite’ yang hampa makna. Artinya, sumpah pemuda hanya di tangkap sisi luarnya, sedangka intisari arti yang terkandung di dalamnya belum bisa di tangkap. Oleh sebab itu, ruh revolusioner yang terkandung di dalamnya hilang atau bahkan lenyap.
Orba juga telah mempunyai dosa besar dengan berbagai kebijakan-kebijakan radikal dengan pedekatan militer. Mulai pembantaian besar-besaran 65, peristiwa Aceh hingga peristiwa Tanjung Priok yang berakibat fatal bagi persatuan dan keutuhan bangsa
Berbagai persoalan pelik warisan Orde baru yang terwariskan ke masa sekarang, perlu kita sikapi bersama dengan serius. Caranya adalah dengan menangkap ruh revolusioner yang terkandung dalam sumpah pemuda. Ruh sumpah pemuda itu tak lain adalah Bhineka Tunggal Ika, yang artinya bahwa bangsa
Sumpah pemuda adalah senjata ampuh sebagai penuntun langkah pemerintah dalam mengatasi berbagai permusuhan atau perpecahan yang mulai memanas akhir-akhir ini. Permusuhan dan perpecahan yang berdampak fatal bagi persatuan dan kesatuan bangsa kita, utamanya masalah di Papua, Aceh, dan Timur leste. Menuntun dengan cara menggalakkan spirit kebersamaan dan persatuan dalam sebuah keberagaman.
Pudarnya Sentimen Primodial
Sumpah pemudah adalah peristiwa yang agung bagi perjalan bangsa
Belajar dari keberhasilan sumpah pemuda adalah sesuatu yang wajib bagi pemerintah. Di tengah badai perpecahan akibat kecemburuan baik dalam hal ekonomi, politik, agama bukan sebuah permasalah yang muda di atasi. Namun seberapat kompleksnya masalah yang di hadapi bangsa kita, tentu ada jala keluarnya. Jalan keluar yang sudah teruji adalah bagaimana segenap elemen masyarakat mempunyai kemauan untuk bersatu seperti yang telah di buktikan pemuda angktan 28. Bersatu untuk bersama-sama membangun bangsa
Kedasyatan persatuan sebagai daya dobrak bukan hanya di buktikan pada sumpah pemudah. Kholid bin walid seorang panglima islam juga telah membuktikan betapa dasyatnya arti persatuan. Di saat ia dan pasukannya di kepung ratusan ribu bala tentara musuh di selat Gilbaltar atau Jaba-Altariq. Sedangkan pasukan yang tersisa cukup jauh jika di bandingkan dengan lawan. Namun apa yang terjadi. Thariqpun akhirnya dapat mengalahkan ratusan ribu pasukan tersebut. Dan kuncinya tak lain adalah berkat kasatuan dan persatuan yang di lakukan Thariq dan pasukannya. .
Dua sejarah di atas setidaknya sudah membuat pemerintah untuk melek betapa petingnya arti persatuan. Sehingga, ketika dalam mengatasi segala permasalahan yang ada dalam negeri ini, pemerintah juga melibatkan berbagai elemen lainya, lebih-lebih masyarakat bawah. Sebab dalam sejarah
Api sumpah pemuda, yang begitu besar kobarannya dalam mempersatukan bangsa dan mengantar rakyat menuju gerbang kemerdekaan, perlu dikobarkan lagi bersama-sama. Lebih-lebih di tengah badai disentegrasi yang akhir-akhir ini mulai menampak. Ini merupakan kewajiban nasional kita, yang bisa dipikul oleh seluruh masyarakat, lebih-lebih oleh angkatan muda yang merupakan garda terdepan dalam gerakan reformasi. Angkatan muda inilah yang akan memikul tugas untuk meneruskan perjuangan politik menuju
Posting Komentar